Serunya Solo Driving Padang Jakarta 2021 Lewat Lintas Barat Sumatra
Pengalaman Solo Driving Padang Jakarta 2021 Via Lintas Barat Sumatra dari OmWik
Alhamdulillah, akhirnya tiba juga waktunya balik ke perantauan setelah hampir kurang lebih 2 mingguan di kampung. Sebelumnya kami sempat ragu untuk memilih jalur mana yang akan dilalui saat arus balik, apakah ingin lewat Lintas Timur, Tengah atau Barat. Namun, pada saat injury time, kami memilih Lintas Barat karena ingin menikmati perjalanan dan kami juga tidak terlalu terburu-buru apalagi Nenek (Mertua) juga ikut dan belum pernah lewat Jalur Lintas Barat Sumatra ini.
Mobil dan segala macamnya pun dipersiapkan, segala macam oleh-oleh dari kampung masuk ke mobil ada beras 2 karung yang dipisah-pisah biar bisa diselipin di celah-celah bawah banku mobil, alpukat dan aneka kerupuk juga dibawa. Kali ini, kami memang tidak bawa roof rack dan roof bag karena memang agar selama perjalanan tidak terkesan seperti orang yang sedang mudik. Karena masih dalam masa pandemi.
Untuk melewati jalur lintas barat ini, kami harus mengatur waktu keberangkatan yang tepat agar tiba Kota Bengkulu tepat di sore hari, jadi kami harus berangkat minimal jam 3 dini hari dari Solok. Namun, sebelum itu, kami sempat mengunjungi seorang teman di daerah Supayang, Sirukam untuk mengambil durian yang sudah lama diambil, namun belum jadi-jadi kami jemput. Jadilah sore sebelum keberangkatan itu kami kesana, jaraknya lumayan jauh ada sekitar 1 jam-an menuju kesana, setelah itu lanjut ke rumah Atuk yang di solok untuk pamitan. Dan tiba dirumah sekitar jam 10 malam langsung beberes hingga setengah jam 12. Dan Saya hanya tidur-tidur ayam menunggu jam keberangkatan. Sehingga kurang tidur, bahkan sempat ingin menunda keberangkatan untuk besoknya, namun barang-barang sudah masuk semua kedalam mobil. Sehingga kami memutuskan untuk berangkat jam 3 dini hari.
Setelah pamitan dengan sanak family, kami berangkat mengarah ke Kota Padang, dan tidak lupa mengisi penuh BBM di daerah Koto Baru, Solok. Perjalanan sepi melewati Sitinjau Lauik yang lumayan dingin dan berkabut, sebelum jam 5 kami tiba di daerah Teluk Bayur dan singgah dan sholat subuh di rumah saudara. Setelabg berpamitan, kami melanjutkan perjalanan menjajal pesisir pantai barat Sumatra yang terlihat mulai terang dan menampakkan keindahannya. Melewati jalan berkelok mulus dan berkabut di daerah Tarusan, lewati Painan yang mulai ramai dengan hilir mudik penduduknya.
Sekitar jam 8 pagi, kami berhenti di sebuah masjid di Daerah Lansano, Taratak untuk sarapan pagi disini dan juga mencicipi kembali durian yang dibawa dari rumah. Setelah 45 menit kami istirahat disini, kami melanjutkan perjalanan menyusuri lintasan track mulus linbar ini, jalanan juga lebar dan Saya memilih jalan santai sambil mengingat kembali jalanan ini, karena 2018 dan 2019 melewati jalur ini pada malam hari dan mengarah ke Padang.
Kami melaju terus melewati daerah Balai Selasa - Aie Haji - Inderapura - Tapan - Lunang Silaut, jalanan mulus dan sepi sekali sehingga berasa jalan milik kami Saja. Di Lunang Silaut. Memang jalur lintas barat ini termasuk sepi, padahal jalannya bagus dan mulus.
Jam 10.50 WIB Kami sudah tiba di daerah Lunang Silaut dan lanjut menuju arah perbatasan bengkulu yang hanya menempuh waktu 40 menita, sehingga kami tiba di Perbatasan Bengkulu jam 11:30 WIB dan sempat berhenti untuk berfoto sebentar sebagai bukti melewati daerah ini. Lebih kurang 250 km perjalanan dari Padang hingga perbatasan Bengkulu dan jalannya benar-benar mulus sekali dan lebar, berbeda terbalik dengan jalan Sungai Rumbai - Sijunjung lintas tengah yang pada saat kami melewatinya, lumayan banyak rusak parahnya.
Selepas tugu selamat datang di Provinsi Bengkulu, jalanan agak mengecil dan berlubang, namun hal ini tidak terlalu mempengaruhi laju kendaraan. Kondisi jalan masih sepi hingga kecamatan kota Mukomuko.
12: 46 WIB Kami berhenti sholat dan istirahat di masjid Mukomuko dan kami juga berhenti sebentar untuk mengabadikan momen di pinggir jalan lurus sepanjang hampir 15 km dengan sisi kanannya pantai membuat kami terpesona dengan keindahannya. Jalanan lurus ini sepi dan hanya beberapa kendaraan saja yang kami temui. Vitamin Sea!! Itulah sebutan lain buat jalur lintas barat ini bagi kami, melihat pantai ini me-recharge energi kami yang lumayan sudah mulai terkuras akibat kurang tidur serta cuaca yang lumayan terik.
Setelah puas berfoto, kami teruskan perjalanan menuju Penarik yang banyak di dominasi oleh perkebunan sawit dan sekitar jam 13:30 WIB kami sempat untuk mengisi full BBM di SPBU Penarik, setelah berjalan sekitar 384 km dari Sumani, dan melanjutkan perjalanan kembali melewati Air Berau - Tunggang serta di jam 14:30 WIB kami berhenti lagi di sebuah masjid di daerah Sungai Rumbai. Ternyata daerah Lintas Barat Bengkulu ini juga punya nama daerah Sungai Rumbai. Disini kami makan siang yang agak telat, serta merebahkan badan sebentar dan memang terasa sekali ngantuk buat saya yang memang hanya nyetir sendiri alias solo driving.
15 : 27 WIB Setelah lumayan istirahatnya, Kami melanjutkan perjalanan menuju daerah Air Rami melewati Ipuh. Jalan masih dominan bagus, namun jembatan masih dalam perbaikan. Pemandangan masih kebun sawit serta perumahan yang lumayan banyak di kiri dan kanan dengan jalur berkelok mulus dan turun naik.
Setelah melewati Air Rami, akhirnya kami melintasi Sebelat, Jalanan menuju Kota Bani ini cenderung kecil dan banyak lobang, namun terkadang ada juga sebagian yang masih mulus. Kami pun sempat berhenti sebentar di pantai yang berada di pinggir jalan menuju Ketahun ini. Tepatnya daerah Air Petai, Putri Hijau yang masuk kabupaten Bemgkulu Utara.
Setelah berhenti sebentar di pantai yang berada di pinggir jalan menuju Ketahun ini, kami melanjutkan perjalanan menuju Ketahun. Namun perjalanan menuju Ketahun cukup menyita waktu dikarenakan banyaknya truk dan juga jalan yang agak kecil dan juga berkelok. Apalagi truk ini bermuatan berat yaitu batubara yang diambil di Pelabuhan Batubara Titan, sehingga perlu kesabaran untuk mendahului truk-truk di jalan yang kecil berkelok ini. Hingga kami tiba di Ketahun sekitar jam 17: 35 WIB.
17 : 52 WIB Setelah berhenti di SPBU sebentar di Ketahun. kami melanjutkan perjalanan menuju Kota Bengkulu melewati daerah Batik Nau dan Lais. Karena jika mengikuti papan petunjuk yaitu Arah Bengkulu lewat pinggir pantai itu jalanannya rusak parah. Sedangkan jika lurus kita akan melewati Batik Nau, Jalanan dari Ketahun menuju batik nau ada yang bagus, ada yang jelek di beberapa titik. Sementara hari ini mulai gelap dan hari berganti malam, kami mencoba untuk mempercepat laju mobil agar tiba di Bengkulu tidak terlalu malam.
Dari Lais Menuju Bengkulu, jalanan di dominasi oleh jalan rusak bahkan di Kotanya juga banyak jalan banyak yang rusak. Kami berhenti dan istirahat di sebuah masjid di Lais karena saya benar-benar sudah tidak bisa menahan kantuk, jadi sekalian sholat juga. Cukup lama kami beristirahat di Lais ada lebih dari 1 jam-an. Kondisi jalan menuju kota Bengkulu di dominasi dengan jalanan yang lumayan rusak, karena mungkin banyaknya truk yang lewat sini ditambah hujan serta jalan malam, sangat menyita waktu menuju ke Bengkulu. Sehingga kami tiba di Hotel Santika Bengkulu sekitar jam 21 : 45 WIB dengan kondisi cuaca hujan. Untuk biaya hotel berkisar 500 ribuan dan kami memesan lewat aplikasi traveloka. Sesampai di hotel, Saya langsung beberes, mandi dan tidur, karena memang sudah ngantuk berat.
Setelah menginap di Hotel Santika, Jam 08:23 WIB, Kami melanjutkan perjalanan hari kedua ini menuju Tais. Hujan mengiringi perjalanan menuju arah Jakarta. Tidak lupa Di kota bengkulu, kami kembali isi BBM untuk yang kedua kalinya sekitar 18 literan serta melakukan penambahan angin pada ke-4 ban. Kondisi jalanan dalam kota Bengkulu juga ada beberapa yang rusak, sementara kondisi lalu lintas menuju Tais lumayan ramai dan kontur jalan bervariasi ada yang mulus dan tambalan. Namun mobil masih bisa melaju dengan lancar dengan cuaca yang lumayan teduh.
Jam 10:00 WIB kami sudah tiba di Tugu Bujang Gadis Tais yang merupakan ikon dari daerah Tais ini, dan kami terus melanjutkan perjalanan menuju arah Semidang Alas Maras. Kami berhenti sebentar di sebuah SPBU di daerah Sendawar, Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma. Kondisi lalu lintas tidak terlalu ramai, kontur jalan campur antara mulus dan sedikit tambalan. Namun mobil masih bisa dipacu tanpa halangan berarti. Setelah itu kami Kami lanjut menuju Kota Manna, Jalan yang berkelok serta kondisi lalu lintas tidak terlalu ramai, membuat mobil melaju tanpa hambatan. Kiri kanan masih banyak area hijau dan perumahan sesekali, Namun hati-hati saat melitasi daerah ini, karena ada sapi yang tiba-tiba melintas di jalanan.
11:53 WIB kami tiba di Kota Manna, dan sempat mau berhenti di daerah sini untuk makan siang yaitu Pecel Lele, namun belum ada yang sreg dihati, sehingga lanjut terus menuju Kaur dan kami sempat benrhenti di tugu perbatasan Manna - Kaur.
12: 40 WIB Kami berhenti untuk makan siang di sebuah rumah makan di Jembatan Padang Guci dengan menu ikan Pelus, yang kata pemiliknya merupakan makanan khas di daerah tersebut dengan harga kalo gak salah satu porsi 25 Ribu. Nasinya dibungkus dengan daun, Gulai ikan tersebut pas saya coba, Maa syaa Allah ternyata memang enak.
Sekitar setengah jam kami disana dan melanjutkan perjalanan menuju daerah Bintuhan dengan jalan yang masih mulus dan lumayan banyak pedesaan di kiri kanan jalan bercampur dengan lahan perkebunan, Namun tetap waspada, dengan sapi yang tiba-tiba melintas.
Satu jam perjalanan, kami sudah memasuki wilayah Bintuhan, Bintuhan ini tergolong daerah yang lumayan ramai. Setelah melewati Bintuhan, kami tancap gas lanjut melewati Pantai Linau, sempat ingin berhenti di Pantai Linau, namun Saya takut nanti kemalamam tiba di Liwa, kami terus meyusuri lintas barat yang sesekali terlihat keindahan pantai ini hingga sampai di Jembatan Manula Baru di buat. Jembatan ini letaknya tidak jauh dari Perbatasan Provinsi Bengkulu dan Lampung dan kami tiba di jam 14:42 WIB di perbatasan ini.
Jembatan Manula juga menjadi salah satu daya tarik wisatawan selain fungsi utamanya adalah agar mempermudah truk untuk mendaki tanjakan manula, yang memang curam dan biasanya untuk truk bermuatan berat membutuhkan mobil derek untuk menuju puncaknya. Kami berhenti disini sebentar untuk mengabadikan momen lewat video dan kamera dan juga memesan segelas kopi lampung yang nikmat juga. Sekitar 20 menitan kami disini.
15:05 WIB Kami lanjutkan perjalanan untuk menuju Penengahan, dari Jembatan Manula kami lanjut melewati tanjakan manula yang terkenal curam dan menantang ini dan bersiap untuk memasuki hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang sepi dan malah banyak monyet yang berkeliaran di jalan dan hampir saja kami menabrak salah satu dari anak monyet tersebut, jalan TNBBS ini ada beberapa titik yang rusak cukup parah dan bergelombang dengan karakter jalan yang agak kecil, berbeda dengan saat tahun 2019 kami melewati bersama rombongan RTS masih bagus. Hanya beberapa mobil yanag kami temui saat melintasi hutan lebat ini. Sekitar 20-30 menitan kami baru keluar dari Hutan TNBBS, dan memasuki perkampungan, cuaca mulai gerimis dan angin bertiup dengan kencang. Jalanan sudah mulai bagus dan lebar lagi. Pemandangan sesekali terlihat keindahan pantai barat Sumatra.
16:00 WIB Kami berhenti di sebuah SPBU daerah Pugung, Penengahan untuk mengisi BBM sekitar 19 liter dan sekalian sholat. 15 menitan disini dan Kami lanjut menuju Krui. Jalanan mulus dan sepi dengan cuaca masih gerimis menemani kami. Dan setelah setengah jam-an kami tiba di sebuah spot yang menurut saya paling bagus di Lintas Barat Sumatra ini yaitu Desa Kota Karang. Keindahan Pantai Krui ini merupakan salah satu yang terbaik di Lintas Barat ini. Pantai yang posisinya di pinggir jalan ini, membuat kami berhenti sejenak untuk menikmati keindahannya. Kami terus menyusuri pinggir pantai hingga tiba Desa Penggawa 5 Tengah yang merupakan persimpangan menuju Liwa dan Tenggamus. Kami diarahkan oleh Google melewati jalan kecil menuju Lintas Krui - Liwa. Kami sempat ragu untuk melewati jalan kecil ini, namun kami sempat bertanya kepada penduduk setempat, untuk meyakinkan bahwa ini benar jalan menuju Liwa.
17:00 WIB Kami sudah menyusuri jalan Lintas Krui - Liwa yang merupakan jalur hutan Taman Nasional Bukit Barisan Perahu Sekayu yang jalannya cukup sepi kecil dan berkelok de gan ditemani rintik hujan, selain itu ada beberapa titik yang rusak dan hanya beberapa mobil yang berpapasan dengan kami. Selain itu, saat kami melewati hutan tersebut, ada sebuah truk yang bagian baknya terlihat lebar dari truk yang biasanya, sehingga menyulitkan kami untuk menyalip truk tersebut. Namun, Alhamdulillah ada mobil plat BG di belakang kami yang coba mendahului truk tersebut dengan mengklakson terus menerus sehingga truk tersebut berhenti dan kami bisa mendahului meskipun harus turun dari bahu jalan yang lumayan becek.
18:00 WIB Kami tiba di Liwa dan berhenti sebentar di sebuah swalayan, dan lanjut terus menuju lintas Liwa - Bukit Kemuning melewati daerah Belalau. Jalur menuju Belalu ini lumayan bagus dan lebar sehingga kami bisa memacu mobil dengan nyaman meskipun jalannya berkelok-kelok. 19:10 WIB Kami berhenti di sebuah Rumah Makan Luwes dengan menu Pecel Lele untuk makan malam di daerah Desa Batu Kebayan, Belalau yang daerahnya cukup dingin.
Sekitar setengah jam-an disini, kami melanjutkan perjalanan menuju Bukit Kemuning yang daerahnya terlihat lumayan banyak pedesaan yang kami lalui. Ada sebuah masjid bagus yaitu Masjid Jami Aminatul Jannah, Desa Sindang Pagar, Kecamatan Sumber Jaya dan juga memiliki rest area yang bagus, namun pada saat itu kami melewatinya pada malam hari, sehingga tidak terlalu tertarik untuk berhenti.
21:00 WIB Kami tiba di Persimpangan Bukit Kemuning dan berhenti di Masjid As-Syuhada Desa Suka Menanti untuk isitirahat sekitar 1,5 jam-an lebih. Masjid ini bersih dan sangat nyaman untuk berisitirahat.
22: 45 WIB Kami melanjutkan perjalanan menuju Gerbang Tol Terbanggi Besar dengan melewati Kota Bumi pada jam 23:40 WIB. Jalanan masih mulus dan sepi, Setelah Kota Bumi baru terlihat banyak truk yang melintasi daerah ini dengan kondisi jalanan masih basah terkena gerimis.
01:25 WIB Kami sudah tiba di Gerbang Tol Terbanggi Besar dan melanjutkan perjalanan menuju Bakauheni. Tol Palembang - Bakauheni terlihat sepi dan gelap.
01: 45 WIB Kami masuk ke Rest Area Km 87 untuk ke toilet dan memesan tiket secara online lewat aplikasi Ferizy, namun ketika membayar lewat m-Banking BCA pada saat itu tidak bisa, karena lagi ada maintenance, Kami mencoba mencari ATM namun tidak ada dan coba cari counter penjualan tiket, namun tidak jadi sehingga memutuskan untuk istirahat saja hingga Subuh di rest Area tersebut.
Setelah istirahat yang cukup lama, sholat Subuh dan memesan tiket kapal lewat aplikasi Ferizy dengan harga 595 Ribu untuk kapal exxecutive, 05:04 WIB Kami melanjutkan perjalanan menuju Bakauheni dan perlahan haripun mulai terang dan 05:53 WIB kami pit stop lagi di rest area KM 20 untuk membeli sarapan dan check in online namun tidak bisa ternyata, sehingga kami check in langsung di Pelabuhan saja.
06:07 WIB Kami lanjut lagi menuju Bakauheni dengan menyusuri jalan beton dengan kondisi masih sepi dan membayar biaya tol sebesar 112 Ribu. Menara sigerpun terlihat dan jam 06:28 WIB kami mulai memasuki pelabuhan dan menunggu di Parkiran serta harus check in online dan cetak tiket kapal di gedung dekat parkuran tersebut, karena jadwal keberangkatan masih lama yaitu jam 08:45 WIB, dan jadwal check in harus sesuai yaitu 2 jam sebelum keberangkatan 06:45 WIB.
06:49 WIB Kami sudah mulai memasuki jalur antrian untuk naik kapal dan Alhamdulillah dibantu juga oleh petugas. KMP Sebuku inilah kapal yang kami naiki dari Bakauheni menuju Merak. 07:30 WIB kapal mulai perlahan meninggalkan Tanah Sumatera. Kapal yang kami tumpangi terlihat cukup sepi dan akhirnya Alhamdulillah kami tiba di Pelabuhan Merak sekitar jam 09:00 WIB dan Kami melanjutkan perjalanan menuju Jakarta dan sekitar Jam 11:17 WIB Kami sudah tiba di Pisangan Baru, Jakarta Timur dengan selamat.
Notes Konsumsi BBM Ertiga Metode Full to Full melewati jalur lintas barat
Total BBM 97,91 Pertalite dengan Jarak tempuh 1404 KM dengan Biaya Rp. 768.000
Konsumsi BBM 14,3 KM/Liter
Semoga review jalur lintas Barat Sumatra dan konsumsi BBM Ertiga ini bermanfaat buat pecinta mudik lintas Sumatra khususnya Lintas Barat. Barakallahu Fiikum
0 Response to "Serunya Solo Driving Padang Jakarta 2021 Lewat Lintas Barat Sumatra"
Post a Comment