Facebook

Arus Balik, Mudik Padang - Jakarta Lewat Lintas Timur Sumatra 2018

Cerita mudik dari OmWik seorang Youtuber ke meja Redaksi.

Setelah puas berlebaran di kampung halaman padahal bulan puas :(, tibalah saatnya untuk balik kembali ke perantauan yaitu Jakarta. Kami memutuskan untuk balik mudik lewat jalur lintas timur sumatra (Lintim). Untuk jalur tengah dan barat kami sudah pernah mencoba, rasanya memang belum lengkap bila belum menjajal jalur mudik Lintas Timur Sumatra ini. Sebelumnya pada tahun ini kami sudah menjajal mudik bareng lewat jalur lintas barat sumatra.




Sebelumnya Saya juga sudah berkoordinasi dengan Om Sony dan Om Zaki untuk balik ke Jakarta berbarengan lagi dan ternyata banyak juga rekan RTS lainnya yang bergabung, yaitu ada Om Anto, Om Rio, Om Yos, Om Ade dan Om Audit. Sehingga kami sepakat untuk balik pada tanggal 21 Juni 2018 dengan tikum pertama di RM Umega, Gunung Medan pada jam 17.00 WIB.

Persiapan untuk balik ini, memang tidak se-semangat persiapan mudik, sedikit malas apalagi kondisi Saya masih kurang fit, abis kena diare/maag. Bahkan sehari sebelum berangkat saya sempat masuk IGD karena nyeri pada bagian perut sudah tidak tertahankan, sehingga harus disuntik terlebih dahulu.

Singgah Rumah Atuk Ayesha :)
Memang ini penyakit yang biasanya banyak orang yang kena sehabis lebaran, masalah pencernaan karena makannya tidak terkontrol (main hajar semua makanan alias balas dendam). Bawaan dari kampung lumayan banyak, apalagi oleh-oleh dan juga 2 karung beras yang wajib dibawa.

Selepas Zuhur kamipun berangkat dari Sumani dan singgah ke Solok terlebih dahulu untuk pamit ke Atuk-nya Ayesha. 

Daaa Atuk, Sehat terus ya, InsyaAllah kita pulang kampung lagi tahun depan
Dan sekitar setengah 2 kami berangkat dari Solok dan menunggu Om Rio di sebuah Masjid dekat batas Kota Solok.
Menuju Gunung Medan

Setelah menunggu setengah jam, akhirnya Saya memutuskan untuk jalan terus pelan-pelan, sambil mencari SPBU untuk mengisi BBM di daerah Sijunjung. Akhirnya Om Rio Om Anto dan Om Agus bertemu juga di SPBU tersebut. Kami konvoi berempat menuju RM Umega, Gunung Medan.



Jalanan menuju Gunung Medan masih sama seperti tahun sebelumnya, mulus dan kami tiba disana sekitar jam 17.15 WIB. Di sana, sudah menunggu Om Yos dan Om Audit di Masjid yang berada persis di samping RM Umega.

Gunung Medan

Disini kami istirahat sambil menunggu Om Sony dan Om Zaki yang berangkat dari Bukittinggi yang start pada jam 14.00 WIB serta Om Ade yang berangkat dari Payakumbuh. Cukup lama Kami disini, hingga akhirnya, sekitar jam 19.47 WIB Om Rio, Om Yos, Om Audit, Om Anto memutuskan untuk jalan duluan. Sementara Saya masih menunggu yang lain disini, yang ternyata baru tiba sekitar jam 19.43 WIB dan mereka sholat dan makan dulu disini.
Om Zaki Cs @ Rm Umega, Gunung Medan

Jadi Rombongan ini berangkat sekitar jam 21.00 WIB dengan Om Ade sebagai Road Captain (RC) menuju Tikum ke dua yaitu Pondok Lesehan Bima, di daerah Tebo Tengah yang sebelumnya direkomendasikan oleh Om Hendrawan di grup RTS Nasional. Perjalanan menuju Tikum kedua ditempuh sdengan kondisi jalanan mulus,dan lurus sampai pertigaan Muaro Bungo yang mengarah ke Jambi, Dari pertigaan tersebut jalan mulai berkelok dan di dominasi oleh tambalan, bergelombang dan juga lubang yang cukup besar, kondisi penerangan juga minim, sehingga membuat mobil tidak bisa dipacu terlalu kencang. Ditambah sesekali melewati truk besar.

Sekitar jam 11.30 Kami sudah bergabung lagi dengan rombongan pertama yang sudah menunggu di Pondok Lesehan Bima untuk sekedar meluruskan badan, istirahat serta makan disini. Rombongan pertama kembali jalan karena ditakutkan kalo terlalu panjang akan menghambat perjalanan, sementara rombongan kedua masih istirahat hingga jam 12-an malam baru jalan untuk menyusul.

Kali ini saya dapat giliran, untuk memimpin di depan karena Om Ade minta gantian dan yang lain tidak ada yang mau. Jalanan disini mulai kurang bersahabat karena lubang semakin banyak, dan bahkan mobil sempat masuk lubang yang cukup besar sehingga penumpang jadi terbangun serta menyebabkan ban depan kiri menjadi benjol, ban benjol ini saya cek waktu berhenti sholat subuh di mesjid daerah Muara Tembesi.

Sekitar dua jam perjalanan, Rombongan mulai mengantuk, Om Sony dan Om Zaki mulai ngomong gak jelas di Handy Talkie (HT) buat menghilangkan ngantuk. Bahkan gara-gara Om Sony bilang ngantuk, saya sempat masuk ke sebuah masjid, karena mengira rombongan mau istirahat disana, eh gak taunya cuman bercanda aja. Akhirnya kami tiba di SPBU Sungai Puar, Mersam, Kab. Batang hari, Jambi dan bergabung dengan rombongan pertama.

Disini kami cukup lama istirahat, sekitar 1 jam lebih. Bahkan Saya sempat gelar tikar di SPBU tersebut untuk tidur. Setelah itu kami lanjut jalan menuju Kota Jambi. Perjalanan menjelang subuh tersebut masih didominasi jalan berlubang, bahkan spion kanan mobil Om Agus disenggol hingga pecah oleh mobil truk tangki Pertamina yang ingin mendahului rombongan kami.

Selain itu kami juga sholat Subuh berjamaah di Masjid daerah Muara Tembesi, dan tiba di SPBU Simpang Limo Kota Jambi sekitar 06.30 WIB dan rombongan istirahat disini dan ada yang sarapan pagi dengan bekal yang dibawa dari rumah. Sementara Saya mencari tempat tambal ban untuk mengganti ban yang benjol dengan ban cadangan dan Om Agus mencari toko spare part untuk mengganti spion mobilnya.

8 KR dari Jambi menuju Palembang
Jam 08.00, 8 Mobil, minus om Agus lanjut kembali menuju Palembang. Jalanan sudah ramai oleh lalu lalang mobil dan motor, namun berkat pemakaian komunikasi via HT rombongan tetap berbaris hingga rapi. Karakter jalanan lebih bagus dari pada sebelumnya, hanya banyak tambalan dan sudah jarang lubang yang besar. Rombongan sering kali harus melambat karena terhalang truk besar yang berjalan pelan. Akhirnya jam 11.30 kita berhenti di sebuah SPBU di daerah Mekar Jadi, Sungai Lilin, Palembang yang didalamnya terdapat masjid yang cukup besar. Disini kami istirahat, makan dan sekaligus sholat Jum'at berjamaah.

Selepas Jum'at kami lanjutkan perjalanan menuju Kota Palembang. Menjelang masuk kota Palembang, sekitar l50 km dari kota Palembang, jalanan mulai padat dari dua arah dan juga banyak truk besar, sehingga rombongan kesulitan untuk menyalip dan mulai terpisah-pisah. Saya, Om Sony dan Om Rio, Om Ade di depan, sedangkan Om Zaki ijin melipir ke pom bensin karena sudah terlalu ngantuk dan akan menyusul. Dan rombongan lain masih di belakang.

Jam 12 km menjelang Palembang, sekitar jam 4 sore, mobil Saya ditabrak oleh mobil Innova yang merupakan mobil travel Jambi - Palembang, yang supirnya masuk tanpa perhitungan padahal jalanan sedang macet. Bagian belakang kanan dan pintu bagasi mobil Saya menjadi penyok pada serta bempernya patah. Sedangkan mobil travel tersebut bagian kiri depannya rusak berat hingga ke lampu utama juga pecah.

Blegen vs Ipah :(
Sempat beberapa jam Kami berdebat, dan minta ganti rugi, namun harga yang ditawarkan jauh dari estimasi kerusakan pada mobil Saya. Sopir travel tersebut memang mengakui kesalahannya, dan Alhamdulillah, akhirnya dibantu oleh rekan-rekan ERCI Palembang, masalah tersebut bisa diselesaikan, Mobil saya di cover asuransi pihak ketiga oleh pihak Travel.

Ada 3 jam lebih rombongan tertahan disana untuk mengurus masalah ini, dan Saya juga sudah merasa tidak enak dengan rombongan karena hal ini membuat jadwal tiba di hotel menjadi molor dan rombongan sudah lebih dari 24 jam di jalan. Selain itu,Kami juga diajak mampir untuk makan malam serta dicarikan hotel dengan budget yang murah oleh ERCI Palembang.

Om Donny dan Om Fatah, Erci WKG (Palembang)
Sekitar jam 20.30 kami sudah check-in di Hotel Sukarami dengan budget sekitar 250 ribu. Hotel ini lumayan lah untuk menginap saja, selain itu ada garasi di setiap kamar yang membuat pemindahan barang-barang dari mobil menjadi praktis. Nyampe di hotel ngobrol-ngobrol sebentar lalu bersiap-siap untuk tidur.

Driver Lintim 21
Keesokan pagi setelah sarapan, mandi dan memasukan barang-barang ke mobil serta foto-foto bersama, Kami bersiap-siap untuk berangkat. Tepat jam 09.00, Rombongan berangkat dari hotel Sukarami. Ada 4 rombongan nanti yang terpisah, Om Rio, Om Yos, Om Anto langsung menuju tikum pertama di daerah Indralaya dan lanjut ke RM Pagi Sore, yang berlokasi di Jalan Raya Palembang - Lampung, KM. 91, Om Sony mampir ke tempat saudaranya, Om Zaki Cs jalan-jalan serta kulineran dulu di Palembang. Sementara Saya ke Garda Oto Palembang terlebih dahulu untuk klaim asuransi mobil, dan diantar juga oleh Om Sony hingga ke Garda Oto yang tidak terlalu jauh dari Hotel tersebut.



Untuk proses klaim sih cepat, tapi yang lama adalah menunggu antriannya. Setelah di periksa kerusakan pada mobil, pihak Garda Oto langsung mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk bengkel rekanannya yang ada di Jakarta.

Cuman lewat aja :)

Setelah beres, jam 11.00 Kami langsung jalan menghubungi Om Sony, yang ternyata sudah lebih dahulu menuju tikum pertama. Kami sempat ingin berhenti di sekitar Jembatan Ampera, atau dekat Masjid untuk mencoba pempek disana, namun karena parkirnya susah jadi kami lanjut saja.


Akhirnya, kami dapat juga pempek gerobak yang berada di depan sebuah Swalayan. Disini kami memesan pempek serta tekwan dan rasanya bagi lidah kami sangat enak sekali! Apalagi cukanya yang mantap ditambah juga dengan Es Kacang Merah yang kami beli juga di dekat sebuah SPBU pada saat mengisi bahan bakar.


Ada sekitar setengah jam kami disini, Setelah itu kami lanjut untuk mengejar Om Sony yang sudah berada di dekat pintu Toll Indralaya. Sempat nyasar menjelang masuk Toll Indralaya, karena misskomunikasi dengan Om Sony, ada sekitar 15 menitan untuk berkomunikasi dengan Om Sony. Akhirnya kita diarahakan untuk masuk toll Indralaya yang masih terlihat belum selesai pengerjaannya, namun mobil bisa dipacu dengan kecepatan 80-100 km/jam dengan jarak 20 km kalo gak salah. Lumayan menghemat waktu sedikit.

Gerbang Toll Palembang - Indralaya
Keluar toll Indralaya, kami bergabung kembali ke jalan Lintas Timur yang ramai dan juga ada truk yang lumayan menghalangi perjalanan dan cukup sulit untuk mendahului karena jalan yang pas-pasan serta masih banyak mobil dari arah berlawanan. Selain itu jalan di daerah Kayu Agung juga bergelombang, cukup membuat kita mengurut dada untuk mengekor di belakang truk-truk besar ini.

Toll Indralaya

Sekitar jam 14.25, Saya sudah tiba di RM Pagi Sore yang ramai oleh para pemudik, baik yang menggunakan bus ataupun mobil pribadi. Disini, saya bergabung dengan Om Sony dan Om Zaki Cs. Selepas sholat, Kami langsung membeli Nasi Bungkus dan makan di mobil sembari menunggu Om Zaki cs. Rasa masakannya, lumayan enak buat Saya, karena sudah beberapa hari ini, menunya nasi putih plus paru saja.

Om Sony kemudian WhatsApp agar kita berangkat jam 15.00. Saya dan Om Zaki mengiyakan, namun setelah lewat jam 15.00 lebih, Om Zaki belum juga bersiap, (memang anak muda yang satu ini selalu telat untuk jalan) sehingga Saya dan Om Sony memutuskan untuk duluan menyusul rombongan besar (Om Rio CS) yang sudah jalan duluan.

Aplikasi Lacakin lumayan membantu untuk tracking

Perjalanan menuju tulang bawang lumayan lancar, jalanan termasuk mulus dan kita bisa memacu kecepatan. Sesekali Kami harus bersabar untuk mendahului truk, bahkan Om Sony ada beberapa kali harus memaksakan untuk mendahului truk, padahal di depannya tanjakan atau ada mobil dari arah berlawanan dan beresiko untuk tabrakan. Memang, Om Sony kalo udah di depan, selalu gaspol dan ngacir aja sendirian, Alhamdulillah kita masing-masing punya HT sehingga masih bisa diingatkan serta juga mudah berkomunikasi saat perjalanan.

Sekitar Maghrib, kami sudah bergabung kembali dengan Om Rio, Om Anto, Om Yos serta Nte Maya di sebuah SPBU Tulang Bawang. Disini kami kembali sholat dan juga membeli bekal untuk makan malam sembari menunggu Om Zaki dan Om Ade. Dan berangkat sekitar jam 19.15 dari SPBU tersebut menuju pelabuhan Bakauheni.

Kali ini kami memilih melewati jalan Pantai Timur dengan Om Rio sebagai RC. Dari pertigaan Menggala kami mengambil jalan ke kiri. Jalan disini lumayan sepi, minus penerangan dan jarang rumah penduduk, jalannya lumayan mulus, namun kita harus pelan-pelan saat melewati jembatan karena, sambungan jembatannya lumayan menganga. Kami juga sempat berhenti sebentar, karena rombongan ada yang ingin ke toilet, sehingga berhenti di sebuah masjid karena SPBU lumayan jarang juga disini.

Di daerah Labuhan Batu, hujan pun mulai turun, sehingga kami memperlambat laju kendaraan kami, Saya sempat memperhatikan Waze, bahwa jarak perjalanan ke Bakauheni sudah dekat, namun Waze mengarahkan ke jalan kecil, padahal jalan utama yang sedang ditempuh rombongan sangat lancar dan bahkan sepi.

Akhirnya, sekitar jam 12.00 kami sudah tiba di daerah pelabuhan Bakauheni. Rombongan berhenti sebentar di sebuah SPBU menjelang masuk ke dalam pelabuhan. Setelah itu kami lanjut untuk masuk ke pelabuhan, Saya juga sempat untuk mengecek website monitor atau tracking kapal untuk melihat kapal apa saja yang ada di Pelabuhan.

Masuk pelabuhan tanpa kendala yang berarti, lancar jaya dan kita diarahkan ke dermaga 1, namun hanya sebagian yang bisa masuk kapal karena sudah penuh. Saya, Om Sony dan Om Ade di dermaga 1. Sementara yang lain diarahkan ke dermaga 3 dan dermaga 6.

Ummy, Kak Azra Nte Fera dan Ayesha, 
Saya kebagian di lambung kapal, sementara Om Sony dan Om Ade dapat di dek kapal. Dan kami berkumpul di dek sambil gelar tikar dan makan bekal yang dibeli dari Tulang Bawang dengan Menu Pecel Ayam. Setelah makan, Saya tidur sementara yang lain ada yang ngobrol dan anak-anak juga bermain. Jam 01.50 Kami sudah berangkat meninggalkan Tanah Sumatra (See you next year, InsyaAllah).

Pakwo lagi sedih, saat kapal mulai meninggalkan Pelabuhan Bakauheni
Setelah 2 jam perjalanan, Kapal akhirnya bersandar di Pelabuhan Merak. Saya, Om Sony dan Om Ade berpisah di dekat pintu toll Merak. Om Sony ke Cilegon, Om Ade juga lanjut ke Karawang, dan Saya ke Jakarta. 

Perjalanan lancar menuju Jakarta, dan Saya sempat sholat shubuh di Rest Area Km 68 sambil menunggu Om Rio, Om Anto dan Om Zaki disini sekitar 1 jam kurang disini, akhirnya Om Rio dan Om Anto datang juga, sementara Om Zaki belum datang juga. Kami berpisah disini dan melanjutkan perjalanan ke Pisangan Baru. Pagi ini jalanan lengang, Saya juga sempat ketemu dengan Om Alip di toll dalam kota yang mengarah ke Cawang. Jam 07.11, Alhamdulillah Saya dan keluarga sampai di Pisangan Baru.

Perjalanan lewat Lintas Timur ini juga seru karena kami selalu konvoi dari awal sehingga merasa aman dan nyaman selama perjalanan. Meskipun untuk jalur lintasannya belum terasa bagus buat Saya karena faktor jalan yang masih banyak lubang (ban sampai benjol) serta ditambah dengan kemacetan (kena tabrak) di daerah Palembang serta banyaknya truk yang masih menghambat selama perjalanan.

Terima kasih untuk rekan-rekan RTS semua, khususnya Om Sony dan RTS Lintim 21 yang sangat terasa sekali kekeluargaan-nya. Semoga di tahun berikutnya kita bisa mudik bareng lagi, InsyaAllah.

Jangan lupa ikuti keseruan mudik bareng sumatra 2019 lewat jalur Lintas Barat Sumatra.

0 Response to "Arus Balik, Mudik Padang - Jakarta Lewat Lintas Timur Sumatra 2018"

Post a Comment